Kamis, 13 September 2018

AC Hemat Listrik


AC yaitu kepanjangan dari kata Air Conditioning adalah suatu alat untuk mendinginkan dan menyejukkan udara di dalam ruangan yang tertutup. AC merupakan sebuah proses mengubah sifat-sifat udara terutama suhu dan kelembaban. AC adalah suatu alat, sistem, atau mesin yang dirancang untuk mengubah suhu dan kelembaban udara dalam suatu area. Konsep dasar AC diketahui telah diterapkan di Mesir kuno dimana alang-alang tergantung di jendela-jendela yang menyebabkan air menetes. Penguapan air didinginkan udara bertiup melalui jendela, meskipun proses ini juga membuat udara lebih lembab. Di Roma kuno, air dari saluran air diedarkan melalui dinding rumah tertentu untuk mendinginkan ruang tersebut. Teknik lainnya di Persia abad pertengahan melibatkan penggunaan tangki air dan menara angin untuk mendinginkan bangunan selama musim panas. AC modern muncul dari kemajuan ilmiah selama abad 19, dan pengkondisian udara skala besar pertama listrik ditemukan dan digunakan pada tahun 1911 oleh Haviland Willis.



Sebuah tempat tinggal yang nyaman tentu akan meningkatkan kualitas istirahat yang kita lakukan. Namun apakah kita rela jika kenyamanan tersebut akhirnya terganggu karena udara di hunian kita selalu terasa panas. Sebenarnya kita tidak perlu memusingkan lagi masalah suhu udara yang panas. Pasalnya kini pilihan pendingin udara atau AC banyak menawarkan fitur-fitur efektif yang dapat memberikan kenyamanan dalam urusan pengaturan suhu ruangan. Selain miliki banyak fitur yang menunjang, alasan yang sering jadi keputusan seseorang untuk membeli pendingin udara adalah perangkat tersebut masuk dalam kategori AC hemat listrik. Jadi, selain menawarkan kenyamanan, juga dapat membantu menekan pengeluaran bulanan. Ragam jenis AC ditawarkan di pasaran. Namun untuk urusan hemat listrik, akan berhubungan dengan daya atau watt yang dikonsumsi oleh perangkat yang digunakan.  Saat ini, AC untuk penggunaan rumahan terbagi menjadi 3 tipe yaitu tipe AC standard, AC low watt, dan AC inverter.



Tipe low watt sebenarnya merupakan tipe standard, namun penggunaan daya pada kompressornya diperkecil agar dapat lebih hemat listrik. Karena itu, tipe low watt biasanya digunakan pada tipe hunian yang miliki daya listrik rendah. Berbicara soal AC, pasti setiap pengguna AC di rumah ingin agar biaya listrik tidak sampai membengkak karena pendingin ruangan ini. Teknologi baru berupa AC low watt atau AC hemat energi adalah salah satu terobosan yang dianggap bisa menekan biaya listrik di rumah. Dengan sedikit penyesuaian dan inovasi dari AC standard, AC low watt segera diminati karena memberi kesan bahwa energi listrik yang digunakan pasti minim dan otomatis mengurangi pengeluaran biaya listrik. Walaupun prinsip cara kerjanya sama, namun ada perbedaan antara AC low watt dengan AC standard, yaitu di kompresor.


Pada AC low watt, kompresor menggunakan daya listrik yang lebih kecil namun harus memperkuat kinerja kipas angin pada outdoor unit. Karena kompresor berdaya rendah, maka otomatis kompresor harus bekerja lebih lama untuk mendinginkan ruangan. Dengan demikian, suhu yang diinginkan hanya akan tercapai lebih lama daripada AC standard. Berdasarkan logika, maka jangka waktu yang dibutuhkan lebih lama maka belum tentu AC low watt itu akan lebih hemat. Memang dari segi biaya pemakaian listrik, pemakaian dalam jangka waktu yang sama bisa membantu Anda menghemat hingga 20% per bulan. Namun, jika Anda tidak puas dengan tingkat suhu yang diinginkan, belum tentu AC low watt sesuai dengan perkiraan Anda. Selain itu, biaya pembelian AC low watt tentu saja lebih mahal daripada AC standard. Jika cara penggunaan AC low watt Anda tidak benar, maka belum tentu juga AC low watt bisa lebih menguntungkan karena investasi awal Anda juga lebih besar.


Sebenarnya inovasi AC Low watt ini dimunculkan lebih pada alasan agar rumah dengan daya listrik yang rendah bisa menggunakan AC dan bukan pada penghematan biaya listrik yang secara sangat signifikan. Jika rumah Anda memiliki daya listrik yang rendah, maka AC low watt sangat cocok untuk dipasang. Tetapi jika daya listrik mencukupi, biasanya Anda akan disarankan untuk memilih AC Standard atau AC inverter. AC low watt juga lebih cocok untuk digunakan di ruangan yang hanya digunakan tidak terlalu lama, seperti ruangan kantor di rumah, ruang tamu, ruang karaoke, ruang bermain anak dll. Aktivitas di ruangan tersebut biasanya tidak melebihi 3 jam dan tidak harus sangat dingin. Jika AC low watt dipasang di ruang keluarga dengan jendela atau sinar matahari, ruang tidur, atau ruang utama yang besar ukurannya, maka suhu dingin tidak akan bisa mencapai maksimal sehingga mengganggu rutinitas keluarga karena gerah.


Sebagai konsumen alat elektronik yang bijak, pastikan untuk selalu mempelajari dan meneliti barang- barang elektronik sebelum membeli. Banyak kondisi tak terduga atau berbeda- beda antara setiap pengguna sehingga Anda tidak boleh langsung gegabah membeli tanpa mencari tahu terlebih dahulu. Fitur yang tidak dapat ditinggalkan dalam urusan hemat listrik adalah AC yang ramah lingkungan. Karena saat ini dunia sedang menghadapi pemanasan global. Perlu diketahui AC merupakan salah satu penyebab Pemanasan Global.Selain itu juga sistem pendingin udara dapat meningkatkan pertumbuhan dan penyebaran mikroorganisme, seperti Legionella pneumophila, agen penular yang dapat menyebabkan penyakit legiuner ', atau aktinomisetes termofilik, namun, ini hanya terjadi di mana AC kurang terawat. AC dapat memiliki efek negatif pada kulit, pengeringan kulit keluar, dan juga dapat menyebabkan dehidrasi. Tetapi AC memiliki efek positif pada penderita alergi dan asma.



Selasa, 24 April 2018

Volt Ampere


Dalam dunia kelistrikan ada banyak sekali istilah, salah satunya adalah istilah untuk menyebut satuan besaran listrik. Seperti volt ampere dan watt. Namun apa itu sebenarnya volt, ampere, ohm dan watt, anda bisa melihat pengertian singkat dibawah ini agar anda bisa lebih paham mengenai istilah dalam dunia kelistrikan ini


Volt

Volt itu adalah satuan besar tegangan listrik, didalam lambang internasional ukuran volt ini biasanya di gambarkan dengan lambang V

Ampere

Ampere adalah satuan besar arus listrik yang mengalir dari kutub positif ke kutub negatif

Watt

Watt adalah satuan daya listrik didalam lambang internasional watt dilambangkan dengan huruf W, jadi bisa dinyatakan kalau watt itu adalah satuan besaran listrik yang ada,dan besaran listrik ini 
dinamakan sebagai voltase

Ohm

Ohm itu adalah satuan hambatan listrik biasanya dilambangkan dengan lambang Ω

Nah setelah melihat pengertian dari beberapa istilah ini, sekarang kita akam menuju ke kembahasan pokok kita sekarang ini megengenai perbedaan volt ampere, ohm dan watt yang mungkin belum anda ketahui sebelumnya. Untuk mengetahui perbedaan Volt, Ampere, Ohm Dan Watt mari kita aplikasikan sistem listrik ini dalam sebuah pipa air, apabila anda memiliki satu buang toren atau tangki air yang terhubung dengan pipa untuk mengairi rumah, maka jika anda meningkatkan tekanan didalam tangki air anda maka akan membuat air yang keluar menjadi semakin kencang, dan hal ini sebenarnya sama saja dengan sistem di listrik apabila voltase meningkat maka akan membuat listrik semakin kencang juga.

Lalu apabila anda memperbesar diameter selang yang tadi maka yang terjadi adalah akan semakin banyak air yang mengalir di selang tersebut dan hal ini sama saja dengan penurunan resistensi didalam sistem kelistrikan yang bertujuan untuk meningkatkan aliran arus listrik. Jadi bisa kita tarik kesimpulan jika watt itu sama saja  dengan dengan besaran air yang ada dalam toren atau bak penampungan, sedangkan volt itu sama saja dengan tekanan air yang mengalir, sedangkan ampere itu adalah satuan besaran air yang mengalir dari pipa, kemudian ada ohm yang berfungsi untuk menghambat ampere yang mengalir sehingga keluarnya aliran listrik tidak terlalu besar ketika kebutuhannya sedikit.



Jadi 4  satuan itu berbeda satu sama lain namun memang semuanya saling bekerja sama dengan baik untuk bisa mengalirkan aliran listrik sesuai dengan kebutuhan yang ada, dan memang ada beberapa rumus yang digunakan untuk menghitung aliran listrik ini seperti rumus hambatan, rumus muatan listrik, dimulai dengan VA (Volt Ampere), jika ingin menghitung berdasarkan hukum Ohm.

V = I.R (tegangan = arus x resistansi)
P=V.I (daya = tegangan x arus)
P=I^2.R (daya = Arus kuadrat x Resistansi)

Satuan daya disini satuannya bisa VA (Volt Ampere) atau watt. disini lah muncul pertanyaan, apa bedanya Volt Ampere dan watt. Watt adalah daya yang dibutuhkan oleh beban. Seangkan Volt Ampere bisa dikatakan daya yang disupply oleh sumber daya. jika kita teliti dengan peralatan elektronik, khususnya UPS. pada UPS biasanya tertera 750VA. bagi orang awam ,tentunya VA disamakan saja dengan Watt, yang berarti UPS ini mampu mensupply daya 750VA atau 750 Watt, tapi nyatanya tidak seperti itu.


VA adalah daya semu Watt adalah daya semu di kali faktor daya. faktor daya itu kurang dari satu (<= 1) coba, di cek pada UPS, apakah tertera berapa power factor atau faktor dayanya. jika tertera, maka beruntunglah, anda tinggal konversi VA ke Watt, dengan cara Watt = VA x Power Factor. sebagai contoh, anggaplah UPS 750VA memiliki power factor 80% maka Watt = 750 x 80% = 600watt. jadi UPS ini hanya mampu mensupply beban 600watt. jangan sampai UPS ini digunakan untuk beban 750 watt, karena UPS nya tidak akan mampu supply daya. kunci utama untuk mengetahui konversi Volt Ampere ke Watt atau sebaliknya adalah power factor. power factor untuk beban resistif seperti lampu (dengan filamen), setrika, kompor listrik memiliki faktor daya = 1. power factor untuk beban kapasitif dan induktif < 1, tergantung besarnya kapasitansi atau induktansinya. contoh beban kapasitif dan induktif adalah komputer, motor listrik.



Rabu, 27 Desember 2017

Instalasi Listrik Dalam Cor



Selamat datang lagi para pembaca, di blog saya yang sederhana ini. Kali ini kita akan membahas tentang instalasi listrik dalam cor. Dalam pembangunan rumah, terutama rumah bertingkat. Tembok cor atau bangunan cor adalah merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan dan lain-lain. Beton cor merupakan satu kesatuan yang homogen, beton cor ini di dapatkan dengan mencampurkan agregat halus (pasir), agregat kasar (krikil), atau jenis agregat lain dan air dengan semen portland atau semen hidrolig yang lain, kadang-kadang dengan bahan tambahan (additif ) yang bersifat kimiawi ataupun fisikal pada perbandingan tertentu, sampai menjadi satu kesatuan yang homogen. Campuran tersebut akan mengeras seperti batuan, pengerasan terjadi karena reaksi kimia antara semen dan air. Beton cor yang sudah mengeras dapat juga dikatan sebagai batuan tiruan, dengan rongga-rongga antara butiran yang besar (agregat kasar atau batu pecahan), dan diisi batuan kecil (agregat halus atau pasir), dan pori-pori antara agregat halus diisi oleh semen dan air (pasta semen), pasta semen berfungsi sebagai perekat atau pengikat dalam proses pengersan.

Manfaat menggunakan beton Cor adalah dapat mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi. Selain itu pula beton juga memiliki kekuatan mumpuni, tahan terhadap temperatur yang tinggi dan biaya pemeliharaan yang murah.
Kelebihan Beton Cor antara lain ;


  • Beton cor mampu menahan gaya tekanan dengan baik, serta mempunyai

sifat tahan terhadap korosi atau pembusukan terhadap lingkungan

  • Beton cor segar dapat mudah di cetak sesuai dengan keinginan

  • Beton cor segar dapat di semprokan pada permukaan beton yang retak

maupun diisikan kedalam retakan beton dalam proses perbaikan

  •  Beton cor segar dapat di pompakan (dengan pompa beton) sehingga

memungkinkan untuk dituang dalam tempat yang posisinya sulit

  •  Beton tahan aus dan tahan bakar sehingga perawatan lebih murah dan

mudah.

Macam - Macam Mutu Beton Cor

  • Mutu Beton Cor klass k 175 Slump 12 ± 2 Untuk Kontruksi bangunan 

ringan

  •  Mutu Beton Cor klass k 225 Slump 12 ± 2 Untuk Kontruksi bangunan 2

lantai: Ruko / Rumah tinggal

  • Mutu Beton Cor klass k 250 Slump 12 ± 2 Untuk Kontruksi bangunan 2

lantai: Ruko / Rumah tinggal

  • Mutu Beton Cor klass k 275 Slump 12 ± 2 Untuk Kontruksi bangunan 2

lantai: Ruko / Rumah tinggal

  • Mutu Beton Cor klass k 300 Slump 12 ± 2 Untuk Banguna Ruko / rumah

bertingkat 3 lantai s / d 5 lantai

  •  Mutu Beton Cor klass k 350 Slump 12 ± 2 Untuk Banguna Ruko / rumah

bertingkat 3 lantai s / d 5 lantai

  •  Mutu Beton Cor klass k 400 Slump 12 ± 2 Untuk Beton untuk rigit jalan

(jln Tol / jln Negara)

  •  Mutu Beton Cor klass k 500 Slump 12 ± 2 Untuk Beton untuk pricast /

prestressed

  •  Mutu Beton Cor klass k 600 Slump 12 ± 2 Untuk Beton untuk pricast /

prestressed

Hal – Hal Penting Sebelum Pekerjaan Cor Beton dimulai yaitu pada bagian bahan material besi sebagai tulangan beton. Pada proses pembangunan konsep rumah tubuh akan menyisakan besi yang kira-kira panjang 60 cm sampai 1 m sebagai besi penyambung jika kita akan melanjutkan membangun rumah dan istilah ini disebut “besi stek”. Hal ini diluar perkiraan saya karena ini adalah pengalaman pertama saya membuat rumah. Bisa dibayangkan jika hanya besi stek kolom atau sloof saja tidak terlalu banyak tetapi jika kita mengerjakan dak lantai beton berapa banyak besi yang mubazir, inilah resiko membangun cara kredit tetep terkena bunga secara tidak langsung. Hal Penting lainnya sebelum pekerjaan proyek listrik dalam cor beton dimulai terkait dengan pemasangan pipa sanitasi air dan juga instalasi listrik, bahan material tersebut harus kita siapkan sebelum proses pengecoran bahkan pada saat sebelum pemasangan papan cor pun bahan-bahan ini harus sudah disiapkan. Pemasangan instalasi listrik dalam cor yang ditanam di dalam dinding kadang-kadang memunculkan pertanyaan bagaimana cara memasangnya apakah menggunakan pipa atau langsung memasang kabelnya lalu ditutup dengan adukan.

            Namun ada terdapat teknik untuk memasang instalasi listrik dalam cor. Teknik duct kabel adalah semua jenis kabel yang konstruksinya dirancang khusus untuk dipasang di bawah permukaan tanah dan pemasangannya harus diletakkan dalam pipa-pipa di bawah permukaan tanah (sesuai STEL-K-008 dan STEL-K-009). Sedangkan sistem Duct Beton adalah  sistem pemasangan kabel tanah dengan dimasukkan ke dalam pipa yang dicor beton. Duct yang  dicor beton pada umumnya memakai pipa PVC tebal 2 mm, tetapi dapat juga dipergunakan pipa yang lebih tebal, apabila dikehendaki dan diperlukan. Akan tetapi perlu adanya perubahan pada ukuran dari penyekat, karena penampang dari pipa yang lebih tebal dindingnya akan lebih besar Pipa PVC tebal 2 mm sangat cocok untuk duct beton dan cara ini menguntungkan apabila route duct tersebut lebih dari dua pipa.

Minggu, 17 Desember 2017

Utilitas Jaringan Listrik



Sistem Utilitas Jaringan Listrik berkaitan dengan informasi spasial dalam distribusi jaringan listrik tertutama dalam kaitan informasi topografi dan skala peta.  Sistem informasi utilitas adalah sistem informasi berbasis komputer yang dirancang secara khusus untuk mengumpulkan, menyimpan, dan memanipulasi data utilitas yang erat kaitannya di dalam bentuk pelayanan umum (public service) terhadap segala fasilitas infrastruktur yang menyangkut hajat hidup orang banyak dimana umumnya berada di daerah perkotaan (urban area) seperti pelayanan air minum, saluran buangan (drainage), telepon, listrik, pipa gas. Karakteristik umum dari utilitas itu sendiri berbentuk suatu jaringan (network) yang terhubung kepada pelanggan. Adapun lokasi jaringan utilitas terletak disekitar area badan jalan dalam artian posisi realtifnya berada di tepi jalan (pinggir jalan) atau terletak di dalam badan jalan. Pada gambar 2.1 diperlihatkan secara umum gambaran letak dari masing masing utilitas di bawah permukaan tanah, di suatu kota dimana terdapat kabel telepon (TEL) yang letaknya selalu berada diatas pipa air minum (AM), pipa gas (GAS), dan kabel listrik (PLN),serta letak saluran buangan (Drainage) yang selalu berada paling bawah dan agak jauh diantara utilitas yang lain. Hal ini dikarenakan untuk mencegah terkontaminasinya saluran air minum apabila terjadi kebocoran. Sebelum berkembangnya teknologi digital maka pada masa lalu sistem informasi utilitas dibuat secara konvensional. Dimana terdapat 2 sistem yaitu: 

1. Sistem Kolektif 

2. Sistem Tumpang Susun 

Sewaktu sistem konvensional masih diterapkan, untuk membuat sistem informasi utilitas akan membutuhkan waktu yang relatif lama sebab masing-masing tahapan tidak dapat dilakukan pada saat yang bersamaan. Sedangkan letak perbedaan dari kedua sistem diatas ialah pada tahapan penyatuan peta utilitas dan topografi (transparan) sebelum menghasilkan sebuah sistem informasi utilitas. Konsep Sistem Informasi Utilitas berkembang luas seiring perkembangan teknologi informasi secara global, namun secara tidak langsung telah menimbulkan perbedaan persepsi hubungan antara Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan Automated Mapping / Facility Management (AM/FM). Kedua istilah ini sering  diartikan berbeda dikalangan pemakai (terutama di Negara Eropa), hal ini jelas terlihat dikarenakan ada dua pandangan persepsi yang berbeda. Persepsi pertama mengartikan bahwa AM/FM merupakan sub bagian dari SIG, dimana kalangan ini memiliki pandangan dasar SIG menaungi semua kegiatan industri dan AM/FM sebagai pendukung dari SIG. Sedangkan persepsi kedua mengatakan bahwa AM/FM setara dengan SIG, sebabnya AM/FM maupun SIG keduanya membutuhkan basis data spasial  Pada Hakekatnya AM/FM merupakan suatu sistem yang mengelola tentang informasi yang lebih presisi, detail dan operasional teknis dalam hal pengambilan kebijakan, sedangkan SIG mengatur atau mengelola informasi dalam lingkup yang lebih global seperti : lingkup perencanaan , perijinan, zoning, pemanfaatan tata guna tanah, dan lain sebagainya. Sehingga dapat dikatakan AM/FM merupakan aplikasi dari SIG. Dalam perencanaan dan pengaturan utilitas, diperlukan juga peta yang merupakan visualisasi dari data spasial. Seperti diketahui sejak dulu peta sudah menjadi media yang membantu dalam perencanaan, desain dan konstruksi, serta pemeliharaan dalam pekerjaan-pekerjaan rekayasa termasuk dalam pengaturan dan perencanaan utilitas. Ketelitian dan akurasi peta dalam perencanaan dan pengaturan utilitas merupakan faktor yang harus diperhatikan. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam perencanaan utilitas yaitu: 

1.Lokasi dari utilitas, berada diatas atau dibawah tanah.
2. Elemen dari utilitasnya, berupa kabel atau pipa.
3. Kepadatan dari elemen-elemen utilitas dan unsur-unsur geografi yang diperlukan dalam perencanaan dan pengaturan utilitas.
4.Dampak jika terjadi kesalahan dalam penentuan lokasi dari elemen-elemen utilitas, seperti kebakaran pada pipa gas atau daya listrik pada kabel-kabel listrik

Sistem utilitas jaringan listrik, atau sistem elektrikal pada suatu bangunan adalah pemasok energi untuk penerangan, pendinginan, pemanasan, dan pengoperasian peralatan-peralatan listrik. Sistem ini harus dipasang sesuai peraturan instalasi listrik yang berlaku sehingga memenuhi standar keamanan dan keselamatan bagi penggunanya serta efisien. Sistem elektrikal untuk penerangan harus diintegrasikan dengan sistem pancahayaan pasif dari desain jendela dan bukaan-bukaan pada bangunan. Umumnya daya listrik diperoleh dari perusahaan pemasok energi listrik PLN. Untuk beberapa hal sumber cadangan listrik berupa generator sering digunakan untuk kondisi darurat, seperti untuk lif, pompa kebakaran, lampu pintu emergensi, telepon, alarm, peralatan kedokteran dirumah sakit, alat-alat dilaboratorium, pabrik, dsb. Tegangan pasokan listrik PLN adalah 220 volt. 50 Hz,Dan satuan daya adalah watt. Standar kelas pengguna listrik, R1, R2, R3, bangunan industri, bangunan umum, dsb. Pada bangunan berukuran menengah sering digunakan travo, untuk mengatur  menurunkan pasokan listrik menjadi voltase service, agar lebih ekonomis. Untuk setiap bangunan diperlukan panel utama yang dilengkapi sikring pengaman dan saklar service yang berfungsi untuk  pemutus arus litrik utama. Kelengkapan ini  ini diperlukan pada bangunan jika terjadi kerusakan pada jaringan listrik, kelebihan beban, hubungan pendek, terbakar dsb. Perlengkapan jaringan elektrikal al; berbagai jenis kabel, sikring (fuse), cable tray, kotak sambungan kabel, saklar, stop kontak, berbagai jenis lampu, dimmer, fikstur, dll. Dalam penggambaran jaringan elektrikal adalah menggunakan simbol-simbol yang hair berlaku umum disetiap negara.Teknik pemasangan jaringan kabel sangat beragam; ada yang tertanam,  diluar terekspos, menggunakan pipa/saluran kabel, dibawah lantai, didalam dinding, diatas plafon, dsb. Sistem jaringan elektrikal harus dilengkapi pengaman berupa grounded (netral), untuk mengurangi dampak statik. Semua ini tergantung kebutuhan, fungsi bangunan, kemudahan penempatan outlet dan intake, fleksibilitas, estetika interior, perawatan dan keamanan. Setiap perencanaan jaringan elektrikal harus dapat pengesahan dari ahli instalatur listrik berlesensi.

Senin, 11 Desember 2017

Jaringan Listrik Menengah



Sistem distribusi tenaga listrik didefinisikan sebagai bagian dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan gardu induk/pusat pembangkit jaringan listrik dengan konsumen. Sedangkan jaringan distribusi adalah sarana dari sistem distribusi tenaga listrik di dalam menyalurkan energi ke konsumen. Dalam menyalurkan tenaga listrik ke pusat beban, suatu sistem distribusi harus disesuaikan dengan kondisi setempat dengan memperhatikan faktor beban, lokasi beban, perkembangan dimasa mendatang, keandalan serta nilai ekonomisnya. Berdasarkan tegangan pengenalnya sistem jaringan distribusi dibedakan menjadi dua macam, yaitu :


  •  Sistem jaringan tegangan primer atau Jaringan Tegangan Menengah (JTM), yaitu berupa Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) atau Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM). Jaringan ini menghubungkan sisi sekunder trafo daya di Gardu Induk menuju ke Gardu Distribusi, besar tegangan yang disalurkan adalah 6 kV, 12 kV atau 20 kV.



  •  Jaringan tegangan distribusi sekunder atau Jaringan Tegangan Rendah (JTR), salurannya bisa berupa SKTM atau SUTM yang menghubungkan Gardu Distribusi/sisi sekunder trafo distribusi ke konsumen. Tegangan sistem yang digunakan adalah 220 Volt dan 380 Volt.


Konfigurasi jaringan distribusi primer pada suatu sistem jaringan distribusi sangat menentukan mutu pelayanan yang akan diperoleh khususnya mengenai kontinyuitas pelayanannya. Jaringan tegangan menengah, atau jaringan listrik menengah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari pembangkit atau gardu induk ke gardu distribusi. Jaringan ini dikenal dengan feeder atau penyulang. Tegangan menengah yang digunakan PT. PLN adalah 12 kv dan 20 kv antar fasa (VL-L). 

Kontruksi Jaringan Tegangan Menengah (JTM)

Konstruksi JTM terdiri dari :

a. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)

          SUTM merupakan jaringan kawat tidak berisolasi dan berisolasi. Bagian utamanya adalah tiang (beton, besi), Cross arm dan konduktor. Konduktor yang digunakan adalah aluminium (AAAC), berukuran 240 mm2, 150 mm2, 70 mm2 dan 35 mm2.

b. Saluran Kabel Tegangan Menegah (SKTM)

Kabel yang digunakan adalah berisolasi XLPE. Kabel ini ditanam langsung di tanah pada kedalaman tertentu dan diberi pelindung terhadap pengaruh mekanis dari luar. Kabel tanah ini memiliki isolasi sedemikian rupa sehingga mampu menahan tegangan tembus yang ditimbulkan. Dibandingkan dengan kawat pada SUTM maka kabel tanah banyak memiliki keuntungan diantaranya :
  • · Tidak mudah mengalami gangguan baik oleh cuaca dan binatang.
  • · Tidak merusak estetika (keindahan) kota.
  • · Pemeliharaannya hampir tidak ada.
Jenis kabel tegangan menengah adalah :
a. Poly Vinil Chlorida (PVC)
Digunakan untuk tegangan rendah dan tegangan menengah sampai 12 KV.
b. Poly Ethylene (PE)
Digunakan untuk tegangan diatas 10 KV.
Contoh : CPT dan VIC
c. X Cross Linked Poly Ethylene (XLPE)
Contoh : CVC5ZV, Jointing, Termination, Sepatu kabel (Schoen cable), Instalasi Pembumian

Peralatan Konstruksi Untuk SUTM

a. Tiang Listrik

Tiang listrik untuk SUTM biasanya terdiri dari tiang tunggal, kecuali untuk gardu tiang memakai tiang ganda. Pemasangan tiang biasanya dipasang di tepi jalan baik jalan raya maupun gang. Pemasangan tiang dapat dikurangi dengan pemakaian sistem saluran bawah tanah pada sistem distribusi. Tiang listrik biasanya berupa pipa makin ke atas makin kecil diameternya, jadi tiang bawah mempunyai diameter besar. Tiang besi berangsur-angsur diganti dengan tiang beton.
Perencanaan material dan ukuran tiang listrik ditentukan oleh faktor-faktor mekanis seperti momen, kecepatan angin, kekuatan tanah, besar beban penghantar, kekuatan tiang dan sebagainya. Jenis tiang listrik menurut kegunaanya :
  • · Tiang awal / akhir
  • · Tiang penyangga
  • · Tiang sudut
  • · Tiang Peregang / tiang tarik
  • · Tiang Topang
b. Cross Arm (Lengan Tiang)/ Travers

Cross Arm dipakai untuk menjaga penghantar dan peralatan yang perlu dipasang diatas tiang. Material Cross Arm terbuat dari besi. Cross Arm dipasang pada tiang. Pemasangan dapat dengan memasang klem-klem, disekrup dengan baut dan mur secara langsung. Pada Cross Arm dipasang baut-baut penyangga isolator dan peralatan lainnya, biasanya Cross Arm ini dibor terlebih dahulu untuk membuat lubang-lubang baut.

c. Isolator

Isolator adalah alat untuk mengisolasi penghantar dari tiang listrik atau Cross Arm. Jenis-jenis isolator yang digunakan biasanya dipakai untuk SUTM adalah isolator tumpu. Isolator tarik biasanya dipasang di tiang tarik atau akhir dan isolator tumpu biasanya dipasang pada tiang penyangga. Itulah profil dari jaringan listrik menengah, yang sudah saya kumpulkan dari beberapa sumber. Terima kasih sudah membaca.